Entah sejak kapan takhayul dan sepakbola menyatu. Para pemain dan pelatih seolah enggan hanya mengandalkan teknik dan taktik. Mereka merasa membutuhkan "bantuan" lain untuk sukses di lapangan .
Tak terkecuali di Piala Dunia kali ini. Tim-tim afrika telah lama dikenal selalu membawa dukun saat bertanding untuk membantu kemenangan.
"Sama seperti setiap tim Jerman yang membutuhkan tukang pijat untuk setiap pemainnya, setiap Tim Afrika membutuhkan dukun."
Namun sebelum penyelenggaraan Piala Dunia 2010 Konfederasi Sepakbola Afrika melarang keras penggunaan dukun bagi setiap peserta asal afrika. Mungkinkah ini penyebab kegagalan tim asal Afrika pada PD 2010 ini ?
Namun bukan hanya tim Afrika, tim asal Afrika pun percaya akan takhayul.. Yang terbaru adalah Joachim Loew yang didesak para staff dan pemainnya untuk kembali mengenakan sweater biru nya itu, karena setiap kali Loew memakai sweater biru itu, timnya selalu menang dengan 4 gol .Yang bahkan pada pertandingan melawan Argentina , sweater biru Loew mengalahkan kebiasaan pelatih Argentina "Maradona" yang berbau takhayul seperti memakai dua jam tangan sekaligus dan mengenakan jas abu mengilap setiap kali timnya bertanding.
Tak ketinggalan di semifinal kali antara Jerman melawan Spanyol, yang kebanyakan orang menjagokan Jerman. Namun tidak untuk Paul si Gurita yang meilih menjagokan Spanyol.
Cara meramal Paul dengan memberi pilihan makanan yang sama dalam dua kotak plastik bertanda bendera tim yang bertanding. Makanan yang dimakan di kotak bertanda tertentu yang lebih dulu dimakan sebagai tim yang akan menang.
Nah, jelang laga Jerman versus Spanyol, Paul memakan makanan yang di kotak yang berbendera Spanyol. Ramalan ini cukup bertolak belakang karena biasanya Paul selalu memilih Jerman.
Sebelumnya, menurut digitaljournal.com, gurita kelahiran Inggris memilih bendera "Der Panzer" saat bertemu Inggris di perdelapan final. Bener saja, Philipp Lahm cs sukses menggilas "Three Lions" 4-1.
Lalu yang paling anyar, gurita yang menjadi penghuni Sea Life di Jerman ini juga pernah meramal pasukan Joachim Loew akan mampu mengalahkan Argentina. Hasilnya, "Panser" berhasil mempermalukan "Tango" 4-0.
Kendati begitu, ramalan Paul tak selalu benar. Pada final Piala Eropa 2008 lalu, Paul meramal Jerman akan mengalahkan Spanyol. Namun, kenyataannya justru Spanyol-lah yang menjadi pemenangnya.
Lain lagi pada PD 1990, kiper Argentina Sergio Goycochea, membuang air seninya di lapangan setiap akan menghadapi adu penalti. Hal itu dipercayainya membuat lawan akan gagal menjebol lawannya.
Percaya atau tidak, dari total 10 tendangan lawan saat adu penalti di dua pertandingan saat melawan Yugoslavia di perempat final dan Italia di semifinal, Goycochea bisa menggagalkan empat tendangan dan satu tendangan membentur tiang.
Namun, ritual yang paling terkenal adalah yang dilakukan bek Perancis, Laurent Blanc, pada PD 1998 yang selalu mencium kepala plontos Barthez sebelum kick-off.Yang akhirnya membawa Prancis menjuarai Piala Dunia kali itu dan tentunya Laurent Blanc dapat mencium trofi PD kali itu ( sebagai kapten ) yang tentunya lebih cantik dibanding kepala plontos Barthez.
Tak terkecuali di Piala Dunia kali ini. Tim-tim afrika telah lama dikenal selalu membawa dukun saat bertanding untuk membantu kemenangan.
"Sama seperti setiap tim Jerman yang membutuhkan tukang pijat untuk setiap pemainnya, setiap Tim Afrika membutuhkan dukun."
Namun sebelum penyelenggaraan Piala Dunia 2010 Konfederasi Sepakbola Afrika melarang keras penggunaan dukun bagi setiap peserta asal afrika. Mungkinkah ini penyebab kegagalan tim asal Afrika pada PD 2010 ini ?
Namun bukan hanya tim Afrika, tim asal Afrika pun percaya akan takhayul.. Yang terbaru adalah Joachim Loew yang didesak para staff dan pemainnya untuk kembali mengenakan sweater biru nya itu, karena setiap kali Loew memakai sweater biru itu, timnya selalu menang dengan 4 gol .Yang bahkan pada pertandingan melawan Argentina , sweater biru Loew mengalahkan kebiasaan pelatih Argentina "Maradona" yang berbau takhayul seperti memakai dua jam tangan sekaligus dan mengenakan jas abu mengilap setiap kali timnya bertanding.
Tak ketinggalan di semifinal kali antara Jerman melawan Spanyol, yang kebanyakan orang menjagokan Jerman. Namun tidak untuk Paul si Gurita yang meilih menjagokan Spanyol.
Cara meramal Paul dengan memberi pilihan makanan yang sama dalam dua kotak plastik bertanda bendera tim yang bertanding. Makanan yang dimakan di kotak bertanda tertentu yang lebih dulu dimakan sebagai tim yang akan menang.
Nah, jelang laga Jerman versus Spanyol, Paul memakan makanan yang di kotak yang berbendera Spanyol. Ramalan ini cukup bertolak belakang karena biasanya Paul selalu memilih Jerman.
Sebelumnya, menurut digitaljournal.com, gurita kelahiran Inggris memilih bendera "Der Panzer" saat bertemu Inggris di perdelapan final. Bener saja, Philipp Lahm cs sukses menggilas "Three Lions" 4-1.
Lalu yang paling anyar, gurita yang menjadi penghuni Sea Life di Jerman ini juga pernah meramal pasukan Joachim Loew akan mampu mengalahkan Argentina. Hasilnya, "Panser" berhasil mempermalukan "Tango" 4-0.
Kendati begitu, ramalan Paul tak selalu benar. Pada final Piala Eropa 2008 lalu, Paul meramal Jerman akan mengalahkan Spanyol. Namun, kenyataannya justru Spanyol-lah yang menjadi pemenangnya.
Lain lagi pada PD 1990, kiper Argentina Sergio Goycochea, membuang air seninya di lapangan setiap akan menghadapi adu penalti. Hal itu dipercayainya membuat lawan akan gagal menjebol lawannya.
Percaya atau tidak, dari total 10 tendangan lawan saat adu penalti di dua pertandingan saat melawan Yugoslavia di perempat final dan Italia di semifinal, Goycochea bisa menggagalkan empat tendangan dan satu tendangan membentur tiang.
Namun, ritual yang paling terkenal adalah yang dilakukan bek Perancis, Laurent Blanc, pada PD 1998 yang selalu mencium kepala plontos Barthez sebelum kick-off.Yang akhirnya membawa Prancis menjuarai Piala Dunia kali itu dan tentunya Laurent Blanc dapat mencium trofi PD kali itu ( sebagai kapten ) yang tentunya lebih cantik dibanding kepala plontos Barthez.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar